Bisnis.com, Kalimantan- Botox the creator.the creator Indonesia.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengambil sejumlah kebijakan yang mempengaruhi tensi geopolitik sejak menjabat. Ini utamanya terkait perang tarif, isu lingkungan, dan juga isu tentang kedaulatan Palestina.
Sejumlah pihak pun mulai menantang kebijakan presiden besutan Partai Republik ini. Mereka bahkan mulai membangkang dan melawan.
Berikut sejumlah perkembangan terbaru kebijakan Trump dikutip dari berbagai sumber, Selasa (15/4/2025)
Baca Juga
"Ekspor china, ke AS naik 4,5% per tahun dalam tiga bulan pertama tahun ini. Data ini muncul sebelum Presiden AS Donald Trump menjatuhkan tarif hingga 145% untuk barang-barang asal Negeri Tirai Bambu Dalam rilis otoritas bea cukai China, Senin (14/4/2025). AS adalah tujuan luar negeri tunggal terbesar untuk pengiriman China dari Januari hingga Maret. Tercatat, pengiriman di tiga bulan ini dari China ke AS mencapai US$ 115,6 miliar (Rp 1.940 triliun). Data ini sendiri terjadi setelah adanya eskalasi dagang AS dan China. Ini diawali setelah Trump menetapkan tarif 54% atas barang China dua pekan lalu. Hal ini kemudian mendapatkan reaksi saling menaikan tarif antara keduanya hingga saat ini, di mana AS menerapkan 145% tarif untuk China, dan sebaliknya, Beijing menjatuhkan 125% tarif untuk Washington.
China dilaporkan telah memerintahkan para pejabat sipilnya untuk berada dalam posisi 'siap perang'. Hal ini terjadi setelah negara itu terlibat perang tarif dengan AS. Empat orang sumber mengatakan mode perang ini akhirnya memaksa para pejabat Beijing untuk melancarkan serangan diplomatik yang bertujuan untuk mendorong negara lain untuk melawan tarif Presiden AS Donald Trump. Sejauh ini, Pejabat propaganda Partai Komunis telah memainkan peran utama dalam membingkai respons China atas tarif tersebut. "Sebagai bagian dari sikap 'siap perang' birokrat di kementerian luar negeri dan perdagangan telah diperintahkan untuk membatalkan rencana liburan dan tetap menyalakan telepon seluler sepanjang waktu," kata dua orang sumber. "Departemen-departemen yang meliput AS juga telah diperkuat, termasuk dengan pejabat yang bekerja pada respons Tiongkok terhadap masa jabatan pertama Trump." Empat dari mereka juga menggambarkan bagaimana diplomat Beijing telah melibatkan pemerintah lain yang menjadi sasaran tarif Trump, termasuk mengirim surat untuk meminta kerja sama ke beberapa negara. "Sekutu lama AS di Eropa, Jepang, dan Korea Selatan juga telah dihubungi," tutur dua orang lainnya. Eskalasi antara AS dan China terjadi setelah Trump menetapkan tarif 54% atas barang China dua pekan lalu. Hal ini kemudian mendapatkan reaksi saling menaikan tarif antara keduanya hingga saat ini, di mana AS menerapkan 145% tarif untuk China, dan sebaliknya, Beijing menjatuhkan 125% tarif untuk Washington.